DEVI FITRIANI
1EB21
22214818
I . SISTEM EKONOMI INDONESIA
Sistem Ekonomi
Indonesia
Sejak berdirinya negara Republik Indonesia, banyak
tokoh-tokoh negara saat itu telah merumuskan bentuk perekonomian yang tepat
bagi bangsa Indonesia, baik secara individu maupun melalui diskusi kelompok.
Sebagai contoh, Bung Hatta sendiri, semasa hidupnya mencetuskan ide bahwa dasar
perekonomian Indonesia yang sesuai dengan cita-cita tolong menolong adalah
koperasi, namun bukan berarti semua kegiatan ekonomi harus dilakukan secara
koperasi, pemaksaan terhadap bentuk ini justru melanggar dasar ekonomi
koperasi.
Sistem Ekonomi Indonesia - Tokotua Forex Demikian pula
dengan tokoh ekonomi Indonesia saat itu, Sumitro Djojohadikusumo, dalam
pidatonya di negara Amerika serikat tahun 1949, menegaskan bahwa yang
dicita-citakan adalah ekonomi semacam campuran. Namun demikian dalam proses
perkembangan berikutnya disepakatilah suatu bantuk ekonomi baru yang dinamakan
sebagai Sistem Ekonomi Pancari yang didalamnya mengandung unsur penting dan
disebut Demokrasi Ekonomi.
1. Sistem
Pengertian sistem secara
etimologis atau asal usul kata sistem berasal dari bahasa latin systema atau
bahasa Yunani sustema yang memiliki arti suatu kesatuan dimana terdiri dari
elemen atau komponen yang dihubungkan secara bersama supaya dapat memudahkan
transfer materi, energi atau informasi. Sistem dikenal sebagai kesatuan bagian
yang memiliki keterhubungan antara satu dengan yang lainnya dan mempunyai
item-item penggerak. Semisal sistem adalah sistem tata surya, sistem
pemerintahan singapura dan sistem eksresi di manusia serta sistem komputer.
2. Sistem
ekonomi dan sistem politik
Ilmu
Ekonomi Politik adalah bagian dari ilmu sosial yang berbasis pada dua
subdisiplin ilmu, yakni politik dan ekonomi.
Pembelajaran Ilmu Ekonomi
Politik merupakan pembelajaran ilmu yang bersifat interdisiplin,yakni terdiri
atas gabungan dua disiplin ilmu dan dapat digunakan untuk menganalisis ilmu
sosial lainnya dengan isu-isu yang relevan dengan isu ekonomi politik.
Ilmu ini mengkaji dua jenis
ilmu yakni ilmu politik dan ilmu ekonomi yang digabungkan menjadi satu kajian
ilmu ekonomi politik. Dalam
penggunaannya secara tradisional, istilah ekonomi politik dipakai sebagai
sinonim atau nama lain dari istilah ilmu ekonomi (Rothschild, 1989).
Fokus dari studi ekonomi
politik adalah fenomena-fenomena ekonomi secara umum, yang bergulir serta
dikaji menjadi lebih spesifik ; yakni menyoroti interaksi antara faktor-faktor
ekonomi dan faktor-faktor politik. Namun, dalam perkembangan yang berikutnya,
istilah ekonomi politik selalu mengacu pada adanya interaksi antara aspek
ekonomi dan aspek politik. Adanya kelemahan instrumental ini menyebabkan banyak
kalangan ilmuwan dari kedua belah pihak – berusaha untuk mempertemukan titik
temunya, sehingga para ilmuwan ini berusaha untuk mencoba mengkaji hal ini
dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dalam ekonomi politik.
Dalam upaya memaksimalkan
studi mengenai ekonomi politik, juga tidak boleh terlepas dari sistem ekonomi
di negara yang bersangkutan.[3]
Terkait dengan hal tersebut, setidaknya
dalam berbagai jenis yang ada, terdapat dua sistem ekonomi besar dunia yang
dibagi menjadi dua kategori pokok, yakni sistem ekonomi yang berorentasi pasar
(ekonomi liberal)dengan sistem ekonomi terencana atau yang lebih dikenal
sebagai sistem ekonomi terpusat (sosialis).[3] Sehingga dalam studi ekonomi
politik akan ditemui masalah atau pertanyaan yang sama peliknya mengenai
bagaimana faktor-faktor politik itu memengaruhi kondisi-kondisi sosial ekonomi
suatu negara.
Pendekatan dalam Ekonomi Politik
3. Kapitalisme
dan sosialisme
Kapitalisme
atau Kapital adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat
produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan membuat keuntungan
dalam ekonomi pasar.[1][2] Pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih
keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat
melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah
dilakukan secara besar-besaran untuk kepentingan-kepentingan pribadi.
Sosialisme
adalah sistem ideologi yang mengatakan sumber kekayaan negara mesti dimiliki
oleh awam daripada sektor swasta. Program PSM mengutamakan rakyat, memastikan
pengagihan kekayaan dan sumber negara secara adil dan saksama. Antara
perjuangan PSM ialah pendidikan untuk semua, kesihatan untuk semua dan segala
kemudahan asas seperti air, letrik dan perumahan selesa untuk semua.
4. Persaingan
terkendali
Persaingan
Terkendali
Dalam sistem ekonomi indonesia
ada persaingan tidak sempurna (Oligopoli,Monopoli,dsb) tetapi pemerintah kerena
pemerintah tetap mengendalikan ekonomi dalam negara.karena pemerintah
memberikan subsidi dan bantuan lainya kepada para pengusaha kecil dan menengah
agar dapat terus bersaing dengan pengusaha yang lain sehingga kesejahteraan
akan meningkat. Peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal mengatur dan
mengawasi jalannya perekonomian negara, dengan menciptakan berbagai
kebijakan-kebijakan.
Kadar
Kapitalisme dan Sosialisme
Sistem
ekonomi indonesia mengambil dari sistem kapitalisme dan sistem sosialisme yang
tidak semuanya diambil. Sistem Kapitalisme jika ada kesalahan dalam praktek
perdagangan yang tidak sehat, maka persaingan bebas diganti menjadi persaingan
tidak sempurna (Oligopoli, Monopoli, dsb) karena kebijaksanaan moneter
pemerintah yang kurang besar, dan tetp mempertahankan hak-hak dan kebebasan
azasi manusia (inti demokrasi politik, dalam UUD ‘ 45 dan pancasila) dan sistem
ekonomi indonesia menuju azas desentralisasi dalam birokrasi pengambilan
keputusan. Sistem Sosialisme adalah lebih menekan koreksi terhadap ditribusi
pendapatan dan kekayaaan yang tidak merata, dan menekan pada keadilan
masyarakat sehingga kelembagaanekonomi yang ada isinya dapat berubah tergantung
psikologi yang dipengaruhi olehperkembangan dunia. Sehingga Sistem Ekonomi
Indonesia, memberikan kebebasan kepada individu untuk berusaha semaksimal
mungkin dan hak-hak setiap individu tersebut diakui oleh negara (kapitalisme)
tetapi untuk sumber-sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak seperti
listrik, air dikuasai oleh negara (sosialisme).
5. Kadar
kapilaisme dan sosialisme
Unsur kapitalisme dan
sosialisme yang ada dalam sistem ekonom
Indonesia dapat dilihat
dari sudut berikut ini:
(a) Pendekatan faktual
struktural yakni menelaah peranan pemerintah dalam perekonomian Pendekatan
untuk mengukur kadar campur tangan pemerintah menggunakan kesamaan Agregat
Keynesian.
Y = C + I + G + (X-M)
Y adalah pendatan nasional.
Pengukuran
kadar pemerintah juga dapat dilihat dari peranan pemerintah secara sektoral
terutama dalam pengaturan bisnis dan penentuan harga. Pemerintah hampir
mengatur bisnis dan harga untuk setiap sector usaha.
(b)Pendekatan sejarah yakni menelusuri pengorganisasian perekonomian Indoensia dari waktu ke waktu.
(b)Pendekatan sejarah yakni menelusuri pengorganisasian perekonomian Indoensia dari waktu ke waktu.
Berdasarkan
sejarah, Indonesia dalam pengeloaan ekonomi tidak pernah terlalu berat kepada
kapitalisme atau sosialisme.
Percobaan
untuk mengikuti sistem kapitalis yang dilakukan oleh berbagai kabinet menghasilkan
keterpurukan ekonomi hinggá akhir tahun 1959.
Percobaan
untuk mengikuti sistem sosialis yang dilakukan oleh Presiden I menghasilkan
keterpurukan ekonomi hiinggá akhir tahun 1965.
II . SEJARAH EKONOMI INDONESIA
1. Sejarah Pra Kolonialisme
Yang dimaksud dengan periode Pra-Kolonialisme adalah masa – masa berdirinya kerajaan – kerajaan di wilayah Nusantara (sekitar abad ke – 5) ampai sebelum masa masuknyapenjajah yang secara sistematis menguasai kekuatan ekonomi dan politikdi wilayah nusantara (sekitar abad k-15 sampai 17). Pada masa itu RI belum berdiri. Daerah – daerah umumnya dipimpin oleh kerajaan – kerajaan.
Indonesia terletak di posisi geografis antara benua Asia dan Eropa serta samudra Pasifik dan Hindia, sebuah posisi yang strategis dalam jalur pelayaran niaga antar benua. Salah satu jalan sutra, yaitu jalur sutra laut, ialah dari Tiongkok dan Indonesia, melalui selat Malaka ke India. Dari sini ada yang ke teluk Persia, melalui Suriah ke laut Tengah, ada yang ke laut Merah melalui Mesir dan sampai juga ke laut Tengah (Van Leur). Perdagangan laut antara India, Tiongkok, dan Indonesia dimulai pada abad pertama sesudah masehi, demikian juga hubungan Indonesia dengan daerah-daerah di Barat (kekaisaran Romawi).
Perdagangan di masa kerajaan-kerajaan tradisional disebut oleh Van Leur mempunyai sifat kapitalisme politik, dimana pengaruh raja-raja dalam perdagangan itu sangat besar. Misalnya di masa Sriwijaya, saat perdagangan internasional dari Asia Timur ke Asia Barat dan Eropa, mencapai zaman keemasannya. Raja-raja dan para bangsawan mendapatkan kekayaannya dari berbagai upeti dan pajak. Tak ada proteksi terhadap jenis produk tertentu, karena mereka justru diuntungkan oleh banyaknya kapal yang “mampir”.
Penggunaan uang yang berupa koin emas dan koin perak sudah dikenal di masa itu, namun pemakaian uang baru mulai dikenal di masa kerajaan-kerajaan Islam, misalnya picis yang terbuat dari timah di Cirebon. Namun penggunaan uang masih terbatas, karena perdagangan barter banyak berlangsung dalam system perdagangan Internasional. Karenanya, tidak terjadi surplus atau defisit yang harus diimbangi dengan ekspor atau Impor.logam mulia.
Kejayaan suatu negeri dinilai dari luasnya wilayah, penghasilan per tahun, dan ramainya pelabuhan.Hal itu disebabkan, kekuasaan dan kekayaan kerajaankerajaan di Sumatera bersumber dari perniagaan, sedangkan di Jawa, kedua hal itu bersumber dari pertanian dan perniagaan. Di masa pra kolonial, pelayaran niaga lah yang cenderung lebih dominan. Namun dapat dikatakan bahwa di Indonesia secara keseluruhan, pertanian dan perniagaan sangat berpengaruh dalam perkembangan perekonomian Indonesia.
Dengan kata lain, system pemerintahan masih berbentuk feudal. Kegiatan utama perekonomian adalah:
· Pertanian, umumnya monokultura, misalnya padi di Jawa dan rempah–rempah di Maluku.
· Eksplorasi hasil alam, misalnya hasil laut, hasil tambang, dll.
· Perdagangan besar antarpulau dan antarbangsa yang sangat mengandalkan jalur laut.
Kerajaan-kerajaan besar yang pernah muncul dalam sejarah Inonesia diantaranya seperti Sriwijaya (abad ke-8), Majapahit (abad ke 13-15) maupun Banten (abad ke 17-18) merupakan kerajaan –kerajaan yang sangat menguasai tiga kegiatan ekonomi diatas.
1. Sejarah Pra Kolonialisme
Yang dimaksud dengan periode Pra-Kolonialisme adalah masa – masa berdirinya kerajaan – kerajaan di wilayah Nusantara (sekitar abad ke – 5) ampai sebelum masa masuknyapenjajah yang secara sistematis menguasai kekuatan ekonomi dan politikdi wilayah nusantara (sekitar abad k-15 sampai 17). Pada masa itu RI belum berdiri. Daerah – daerah umumnya dipimpin oleh kerajaan – kerajaan.
Indonesia terletak di posisi geografis antara benua Asia dan Eropa serta samudra Pasifik dan Hindia, sebuah posisi yang strategis dalam jalur pelayaran niaga antar benua. Salah satu jalan sutra, yaitu jalur sutra laut, ialah dari Tiongkok dan Indonesia, melalui selat Malaka ke India. Dari sini ada yang ke teluk Persia, melalui Suriah ke laut Tengah, ada yang ke laut Merah melalui Mesir dan sampai juga ke laut Tengah (Van Leur). Perdagangan laut antara India, Tiongkok, dan Indonesia dimulai pada abad pertama sesudah masehi, demikian juga hubungan Indonesia dengan daerah-daerah di Barat (kekaisaran Romawi).
Perdagangan di masa kerajaan-kerajaan tradisional disebut oleh Van Leur mempunyai sifat kapitalisme politik, dimana pengaruh raja-raja dalam perdagangan itu sangat besar. Misalnya di masa Sriwijaya, saat perdagangan internasional dari Asia Timur ke Asia Barat dan Eropa, mencapai zaman keemasannya. Raja-raja dan para bangsawan mendapatkan kekayaannya dari berbagai upeti dan pajak. Tak ada proteksi terhadap jenis produk tertentu, karena mereka justru diuntungkan oleh banyaknya kapal yang “mampir”.
Penggunaan uang yang berupa koin emas dan koin perak sudah dikenal di masa itu, namun pemakaian uang baru mulai dikenal di masa kerajaan-kerajaan Islam, misalnya picis yang terbuat dari timah di Cirebon. Namun penggunaan uang masih terbatas, karena perdagangan barter banyak berlangsung dalam system perdagangan Internasional. Karenanya, tidak terjadi surplus atau defisit yang harus diimbangi dengan ekspor atau Impor.logam mulia.
Kejayaan suatu negeri dinilai dari luasnya wilayah, penghasilan per tahun, dan ramainya pelabuhan.Hal itu disebabkan, kekuasaan dan kekayaan kerajaankerajaan di Sumatera bersumber dari perniagaan, sedangkan di Jawa, kedua hal itu bersumber dari pertanian dan perniagaan. Di masa pra kolonial, pelayaran niaga lah yang cenderung lebih dominan. Namun dapat dikatakan bahwa di Indonesia secara keseluruhan, pertanian dan perniagaan sangat berpengaruh dalam perkembangan perekonomian Indonesia.
Dengan kata lain, system pemerintahan masih berbentuk feudal. Kegiatan utama perekonomian adalah:
· Pertanian, umumnya monokultura, misalnya padi di Jawa dan rempah–rempah di Maluku.
· Eksplorasi hasil alam, misalnya hasil laut, hasil tambang, dll.
· Perdagangan besar antarpulau dan antarbangsa yang sangat mengandalkan jalur laut.
Kerajaan-kerajaan besar yang pernah muncul dalam sejarah Inonesia diantaranya seperti Sriwijaya (abad ke-8), Majapahit (abad ke 13-15) maupun Banten (abad ke 17-18) merupakan kerajaan –kerajaan yang sangat menguasai tiga kegiatan ekonomi diatas.
2. Sistem Monopoli VOC
Belanda yang saat itu menganut paham Merkantilis benar-benar menancapkan kukunya di Hindia Belanda. Belanda melimpahkan wewenang untuk mengatur Hindia Belanda kepada VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie), sebuah perusahaan yang didirikan dengan tujuan untuk menghindari persaingan antar sesama pedagang Belanda, sekaligus untuk menyaingi perusahaan imperialis lain seperti EIC (Inggris). Untuk mempermudah aksinya di Hindia Belanda, VOC diberi hak Octrooi, yang antara lain meliputi: :
1. Hak mencetak uang
2. Hak mengangkat dan memberhentikan pegawai
3. Hak menyatakan perang dan damai
4. Hak untuk membuat angkatan bersenjata sendiri
5. Hak untuk membuat perjanjian dengan raja-raja
Hak-hak itu seakan melegalkan keberadaan VOC sebagai “penguasa” Hindia Belanda. Namun walau demikian, tidak berarti bahwa seluruh ekonomi Nusantara telah dikuasai VOC. Kenyataannya, sejak tahun 1620, VOC hanya menguasai komoditi-komoditi ekspor sesuai permintaan pasar di Eropa, yaitu rempah-rempah.
Kota-kota dagang dan jalur-jalur pelayaran yang dikuasainya adalah untuk menjamin monopoli atas komoditi itu. VOC juga belum membangun system pasokan kebutuhankebutuhan hidup penduduk pribumi. Peraturan-peraturan yang ditetapkan VOC seperti verplichte leverentie(kewajiban meyerahkan hasil bumi pada VOC) dan contingenten (pajak hasil bumi) dirancang untuk mendukung monopoli itu. Disamping itu, VOC juga menjaga agar harga rempah-rempah tetap tinggi, antara lain dengan diadakannya pembatasan jumlah tanaman rempahrempah yang boleh ditanam penduduk, pelayaran Hongi dan hak extirpatie (pemusnahan tanaman yang jumlahnya melebihi peraturan). Semua aturan itu pada umumnya hanya diterapkan di Maluku yang memang sudah diisolasi oleh VOC dari pola pelayaran niaga samudera Hindia.
Dengan memonopoli rempah-rempah, diharapkan VOC akan menambah isi kas negri Belanda, dan dengan begitu akan meningkatkan pamor dan kekayaan Belanda. Disamping itu juga diterapkan Preangerstelstel, yaitu kewajiban menanam tanaman kopi bagi penduduk Priangan. Bahkan ekspor kopi di masa itu mencapai 85.300 metrik ton, melebihi ekspor cengkeh yang Cuma 1.050 metrik ton.
Namun, berlawanan dengan kebijakan merkantilisme Perancis yang melarang ekspor logam mulia, Belanda justru mengekspor perak ke Hindia Belanda untuk ditukar dengan hasil bumi. Karena selama belum ada hasil produksi Eropa yang dapat ditawarkan sebagai komoditi imbangan,ekspor perak itu tetap perlu dilakukan. Perak tetap digunakan dalam jumlah besar sebagai alat perimbangan dalam neraca pembayaran sampai tahun 1870-an. Pada tahun 1795, VOC bubar karena dianggap gagal dalam mengeksplorasi kekayaan Hindia Belanda.
Kegagalan itu nampak pada defisitnya kas VOC, yang antara lain disebabkan oleh:
1. Peperangan yang terus-menerus dilakukan oleh VOC dan memakan biaya besar, terutama perang Diponegoro.
2. Penggunaan tentara sewaan membutuhkan biaya besar.
3. Korupsi yang dilakukan pegawai VOC sendiri.
4. Pembagian dividen kepada para pemegang saham, walaupun kas defisit. Maka, VOC diambil-alih (digantikan) oleh republik Bataaf (Bataafsche Republiek). Republik Bataaf dihadapkan pada suatu sistem keuangan yang kacau balau.
Selain karena peperangan sedang berkecamuk di Eropa (Continental stelstel oleh Napoleon), kebobrokan bidang moneter sudah mencapai puncaknya sebagai akibat ketergantungan akan impor perak dari Belanda di masa VOC yang kini terhambat oleh blokade Inggris di Eropa. Sebelum republik Bataaf mulai berbenah, Inggris mengambil alih pemerintahan di Hindia Belanda.
Dengan berbagai cara VOC
berusaha menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia serta pelabuhan-pelabuhan
penting. Kecuali itu, juga berusaha memaksakan monopoli perdagangan
rempah-rempah. Bagaimana VOC menjalankan usahanya tersebut? Pertama-tama
berusaha menguasai salah satu pelabuhan penting, yang akan dijadikan pusat VOC.
Untuk keperluan tersebut ia mengincar kota Jayakarta. Ketika itu Jayakarta di
bawah kekuasaan Kerajaan Islam Banten. Sultan Banten mengangkat Pangeran
Wijayakrama sebagai adipati di Jayakarta.
3. Sistem Tanam paksa
Jatuhnya kaum liberal di
Parlemen Belanda menyebabkan pemerintahan didominasi kaum konservatif. Gubernur Jenderal van der
Capellen digantikan oleh Gubernur Jenderal van den Bosch, 16 Januari 1830.
Pada tahun 1830 mulai
diterapkan aturan yang disebut Cultuurstelsel. Cultuurstelsel dalam bahasa
Inggris adalah Cultivation System yang memiliki
arti sistem tanam.
Cultuurstelsel disebut juga
Sistem Tanam Paksa, adalah peraturan yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal
Johannes van den Bosch pada tahun 1830 yang mewajibkan setiap desa menyisihkan
sebagian tanahnya (20%) untuk ditanami komoditi ekspor, khususnya kopi, tebu,
teh, lada, kina, dan tembakau.dan tarum (nila).
Sistem tanam paksa
diperkenalkan secara perlahan sejak tahun 1830 sampai tahun 1835. Menjelang
tahun 1840 sistem ini telah sepenuhnya berjalan di Jawa.
Cultuurstelsel
diberlakukan dengan tujuan
memperoleh pendapatan sebanyak mungkin dalam waktu relatif singkat.
Dengan harapan utang-utang Belanda yang besar dapat diatasi. Berikut ini
pokok-pokok cultuurstelsel.
Pokok-Pokok Sistem Tanam Paksa
1) Rakyat wajib menyiapkan 1/5 dari lahan
garapan untuk ditanami tanaman wajib.
2) Lahan tanaman wajib bebas pajak, karena
hasil yang disetor sebagai pajak.
3) Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah
pajak akan dikembalikan.
4) Tenaga dan waktu yang diperlukan untuk
menggarap tanaman wajib, tidak
boleh melebihi waktu yang diperlukan untuk menanam padi.
5) Rakyat yang tidak memiliki
tanah wajib bekerja selama 66 hari dalam setahun di perkebunan atau
pabrik milik pemerintah.
6) Jika terjadi kerusakan atau gagal panen,
menjadi tanggung jawab pemerintah.
7) Pelaksanaan tanam paksa diserahkan
sepenuhnya kepada para penguasa pribumi (kepala desa).
Sumber: Pengantar Sejarah
Indonesia Baru 1500 - 1900, 1999
4. Sistem kapitalis liberal
Sistem ekonomi liberal
kapitalis adalah sitem ekonomi yang aset-aset produktif dan faktor-faktor
produksinya sebagian besar dimiliki oleh sektor individu/swasta. Sementara
tujuan utama kegiatan produksi adalah menjual untuk memperoleh laba.
Sistem perekonomian/tata
ekonomi liberal kapitalis merupakan sistem perekonomian yang memberikan
kebebasan kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti
memproduksi barang, menjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya.
Dalam perekonomian liberal
kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan
kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba
sebesar- besarnya dan bebas melakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan
bebas.
Ciri-ciri dari sistem ekonomi liberal kapitalis antara lain :
a.
Masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki sumber-sumber produksi.
b. Pemerintah tidak ikut campur tangan secara
langsung dalam kegiatan ekonomi.
c. Masyarakat terbagi menjadi dua golongan,
yaitu golongan pemilik sumber daya produksi dan masyarakat pekerja (buruh).
5.
Era
pendudukan Jepang
Bulan Oktober 1941, Jenderal
Hideki Tojo menggantikan Konoe sebagai Perdana Menteri Jepang. Sebenarnya,
sampai akhir tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak menghendaki melawan
beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941 mereka melihat,
bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda harus dihadapi sekaligus, apabila
mereka ingin menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara. Apalagi setelah
Amerika melancarkan embargo minyak bumi, yang sangat mereka butuhkan, baik
untuk industri di Jepang, maupun untuk keperluan perang.
Admiral Isoroku Yamamoto,
Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang yang sangat
berani, yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua operasi besar.
Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat
tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah
ringan, 4 kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam
serta 2.274 pesawat tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal
perang, 11 kapal perusak serta lebih dari 1.400 pesawat tempur, tanggal 7
Desember 1941, akan menyerang secara mendadak basis Armada Pasifik Amerika
Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii. Sedangkan kekuatan kedua, sisa
kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki, mendukung Angkatan Darat dalam
Operasi Selatan, yaitu penyerangan atas Filipina dan Malaya/Singapura, yang
akan dilanjutkan ke Jawa. Kekuatan yang dikerahkan ke Asia Tenggara adalah 11
Divisi Infantri yang didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat tempur.
Seluruh operasi direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo
memimpin armada yang ditugaskan menyerang Pearl Harbor.
Hari minggu pagi tanggal 7
Desember 1945, 360 pesawat terbang yang terdiri dari pembom pembawa torpedo
serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam dua gelombang. Pengeboman
Pearl Harbor ini berhasil menenggelamkan dua kapal perang besar serta merusak 6
kapal perang lain. Selain itu pemboman Jepang tesebut juga menghancurkan 180
pesawat tempur Amerika. Lebih dari 2.330 serdadu Amerika tewas dan lebih dari
1.140 lainnya luka-luka. Namun tiga kapal induk Amerika selamat, karena pada
saat itu tidak berada di Pearl Harbor. Tanggal 8 Desember 1941, Kongres Amerika
Serikat menyatakan perang terhadap Jepang.
Perang Pasifik ini
berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara di Asia Timur,
termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hndia-Belanda adalah
untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung
potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat
penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai
sumber minyak utama.
1941
* 6 Januari, Belanda
menangkap Thamrin, Douwes Dekker dan beberapa tokoh nasionalis lain. Thamrin
meninggal di tahanan lima hari kemudian. Douwes Dekker diasingkan ke Suriname.
* 11 Januari - Tim
perundingan Jepang yang baru dan lebih agresif di bawah Yoshizawa tiba di
Batavia.
* Februari - Tekanan Jepang
yang kian meningkat terhadap pemerintah Hindia Belanda untuk "bergabung
dengan Wilayah Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya" ditolak Van Mook.
* 14 Mei - Jepang mengirimkan
sebuah ultimatum kepada pemerintah Hindia Belanda, menuntut agar pengaruh dan
kehadiran Jepang dibiarkan di wilayah ini.
* 6 Juni - Perundingan antara
Belanda dan Jepang gagal. Pemerintah Hindia Belanda menjawab bahwa tidak akan
ada konsesi yang akan diberikan kepada Jepang, dan bahwa semua produk strategis
(termasuk minyak dan karet) telah dikontrakkan untuk dikapalkan ke Britania dan
Amerika Serikat.
* 11 Juli - Volksraad
membentuk sebuah milisi Indonesia.
* 25 Juli - Jepang
mengumumkan pembentukan sebuah "protektorat" atas Indochina.
* 26 Juli - Semua asset
Jepang di Hindia Belanda dibekukan.
* 30 Juli - Pemerintah
Belanda di pembuangan menjanjikan untuk mengadakan konferensi tentang Indonesia
setelah perang.
* 30 November - Angkatan Laut
Belanda di Hindia mulai dimobilisasi.
* 5 Desember - Pemerintah
Hindia Belanda mengirim permintaan kepada Australia untuk mengirimkan
pasukannya ke Ambon dan Timor. Pesawat-pesawat Angkatan Udara Australia dan
personilnya tiba pada 7 Desember.
* 8 Desember - Jepang
menyerang Malaya, mendarat di ujung selatan Thailand dan utara Malaya. Jepang
mulai menyerang Filipina. Belanda, di antara bangsa-bangsa lainnya, perang
terhadap Jepang.
* 10 Desember - Kapal-kapal
perang Britania, Prince of Wales dan Repulse ditenggelamkan dalam perbedaan
beberapa jam saja satu sama lain di lepas pantai Malaya.
* 16 Desember - Orang-orang
Aceh yang anti Belanda mengadakan hubungan dengan pasukan-pasukan Jepang di
Malaya.
* 17 Desember � Pasukan yang dipimpin oleh
Australia mendarat di Timor Timur. Diktator Portugal Salazar memprotes.
* 17 Desember - Jepang
melakukan serangan udara atas Ternate.
* Jepang mendarat di Sarawak.
* 22 Desember � Pasukan invasi utama Jepang
mendarat di Filipina.
* Hatta menulis sebuah
artikel surat kabar yang menyerukan agar bangsa Indonesia melawan Jepang.
* 24 Desember - Jepang
menyerang pasukan-pasukan Britania di Kuching, Sarawak.
6.Cita – Cita ekonomi Merdeka
Perekonomian global sedang
anjlok. Namun, pada saat bersamaan, perekonomian Indonesia justru tumbuh.
Memasuki tahun 2013, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi 6,5 persen. Lalu,
juga pada tahun 2013 mendatang, PDB
Indonesia diperkirakan 1 Triliun USD.
Gara-gara angka-angka di atas, banyak orang terkesima dengan performa ekonomi Indonesia. Banyak yang mengira, dengan pertumbuhan ekonomi sepesat itu, bangsa Indonesia sudah sejahtera. Lembaga rentenir Internasional, IMF (Dana Moneter Internasional), turut terkesima dan memuja-muja pertumbuhan itu.Namun, fakta lain juga sangat mencengankan. Indeks Gini, yang mengukur tingkat kesenjangan ekonomi, meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Data Biro Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, tingkat kesenjangan ekonomi pada 2011 menjadi 0,41. Padahal, pada tahun 2005, gini rasio Indonesia masih 0,33.Data lain juga menunjukkan, kekayaan 40 orang terkaya Indonesia mencapai Rp680 Triliun (71,3 miliar USD) atau setara dengan 10,33% PDB. Konon, nilai kekayaan dari 40 ribu orang itu setara dengan kekayaan 60% penduduk atau 140 juta orang. Data lain menyebutkan, 50 persen kekayaan ekonomi Indonesia hanya dikuasai oleh 50 orang.Ringkas cerita, pertumbuhan ekonomi yang spektakuler itu tidak mencerminkan kesejahteraan rakyat. Yang terjadi, sebagian besar aset dan pendapat ekonomi hanya dinikmati segelintir orang. Sementara mayoritas rakyat tidak punya aset dan akses terhadap sumber daya ekonomi. Akhirnya, terjadilah fenomena: 1% warga negara makin makmur, sementara 99% warga negara hidup pas-pasan.
7. Sejarah Ekonomi Indonesia Periode Pemerintahan Orde lama,Orde baru,Era Reformasi
Gara-gara angka-angka di atas, banyak orang terkesima dengan performa ekonomi Indonesia. Banyak yang mengira, dengan pertumbuhan ekonomi sepesat itu, bangsa Indonesia sudah sejahtera. Lembaga rentenir Internasional, IMF (Dana Moneter Internasional), turut terkesima dan memuja-muja pertumbuhan itu.Namun, fakta lain juga sangat mencengankan. Indeks Gini, yang mengukur tingkat kesenjangan ekonomi, meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Data Biro Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, tingkat kesenjangan ekonomi pada 2011 menjadi 0,41. Padahal, pada tahun 2005, gini rasio Indonesia masih 0,33.Data lain juga menunjukkan, kekayaan 40 orang terkaya Indonesia mencapai Rp680 Triliun (71,3 miliar USD) atau setara dengan 10,33% PDB. Konon, nilai kekayaan dari 40 ribu orang itu setara dengan kekayaan 60% penduduk atau 140 juta orang. Data lain menyebutkan, 50 persen kekayaan ekonomi Indonesia hanya dikuasai oleh 50 orang.Ringkas cerita, pertumbuhan ekonomi yang spektakuler itu tidak mencerminkan kesejahteraan rakyat. Yang terjadi, sebagian besar aset dan pendapat ekonomi hanya dinikmati segelintir orang. Sementara mayoritas rakyat tidak punya aset dan akses terhadap sumber daya ekonomi. Akhirnya, terjadilah fenomena: 1% warga negara makin makmur, sementara 99% warga negara hidup pas-pasan.
7. Sejarah Ekonomi Indonesia Periode Pemerintahan Orde lama,Orde baru,Era Reformasi
1. PEMERINTAHAN ORDE LAMA
Sejak berdirinya negara Republik Indonesia, sudah banyak tokok-tokoh negara yang saat itu telah merumuskan bentuk perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia, baik secara individu maupun diskusi kelompok. Tetapi pada pemerintah orde lama masih belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi negara Republik Indonesia yang memburuk.
Sejak berdirinya negara Republik Indonesia, sudah banyak tokok-tokoh negara yang saat itu telah merumuskan bentuk perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia, baik secara individu maupun diskusi kelompok. Tetapi pada pemerintah orde lama masih belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi negara Republik Indonesia yang memburuk.
- Orde lama (Demokrasi
Terpimpin)
Keadaan ekonomi keuangan pada
masa awal kemerdekaan amat buruk, antara lain
disebabkan oleh :
a. Inflasi yang sangat
tinggi, disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak
terkendali. Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga
mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata
uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang.
b. Adanya blokade ekonomi
oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar
negeri RI.
c. Kas negara kosong.
d. Eksploitasi besar-besaran
di masa penjajahan.
Usaha-usaha yang dilakukan
untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi, antara lain :
a. Program Pinjaman Nasional
dilaksanakan oleh menteri keuangan Ir. Surachman dengan persetujuan BP-KNIP, dilakukan pada bulan
Juli 1946.
b. Upaya menembus blokade
dengan diplomasi beras ke India, mangadakan kontak dengan perusahaan swasta
Amerika, dan menembus blokade Belanda di Sumatera dengan tujuan ke Singapura
dan Malaysia.
c. Konferensi Ekonomi
Februari 1946 dengan tujuan untuk memperoleh kesepakatan yang bulat dalam
menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak, yaitu : masalah produksi
dan distribusi makanan, masalah sandang, serta status dan administrasi
perkebunan-perkebunan.
d. Pembentukan Planning Board (Badan Perancang
Ekonomi) 19 Januari 1947
Rekonstruksi dan
Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948
e. Kasimo Plan yang intinya
mengenai usaha swasembada pangan dengan beberapa petunjuk pelaksanaan yang
praktis. Dengan swasembada pangan, diharapkan perekonomian akan membaik
(mengikuti Mazhab Fisiokrat : sektor pertanian merupakan sumber kekayaan).
- Masa Demokrasi Liberal (1950-1957)
Masa ini disebut masa
liberal, karena dalam politik maupun sistem ekonominya menggunakan
prinsip-prinsip liberal. Perekonomian diserahkan pada pasar sesuai teori-teori
mazhab klasik yang menyatakan laissez faire laissez passer. Padahal pengusaha
pribumi masih lemah dan belum bisa bersaing dengan pengusaha nonpribumi,
terutama pengusaha Cina. Pada akhirnya sistem ini hanya memperburuk kondisi
perekonomian Indonesia yang baru merdeka.
Usaha-usaha yang dilakukan
untuk mengatasi masalah ekonomi, antara lain :
a) Gunting Syarifuddin, yaitu
pemotongan nilai uang (sanering) 20 Maret 1950, untuk mengurangi jumlah uang yang beredar agar
tingkat harga turun.
b) Program Benteng (Kabinet Natsir)
c) Nasionalisasi De Javasche
Bank menjadi Bank Indonesia pada 15 Desember 1951 lewat UU no.24 th 1951 dengan
fungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi.
d) Sistem ekonomi Ali-Baba
(kabinet Ali Sastroamijoyo I) yang diprakarsai Mr Iskak Cokrohadisuryo
e) Pembatalan sepihak atas
hasil-hasil Konferensi Meja Bundar, termasuk pembubaran Uni Indonesia-Belanda.
- Masa Demokrasi Terpimpin
(1959-1967)
Sebagai akibat dari dekrit
presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem demokrasi terpimpin dan
struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme (segala-galanya diatur
oleh pemerintah). Dengan sistem ini, diharapkan akan membawa pada kemakmuran
bersama dan persamaan dalam sosial, politik,dan ekonomi (mengikuti Mazhab
Sosialisme). Akan tetapi, kebijakan-kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah
di masa ini belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia.
2. PEMERINTAHAN ORDE BARU
Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru berlangsung dari tahun 1968 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meski hal ini dibarengi praktek korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.
Orde Baru, Pada 1968, MPR
secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan
dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978,
1983, 1988, 1993, dan [[1998].
· Politik
3. PEMERINTAHAN ERA REFORMASI
Banyak kalangan yang
berpandangan bahwa Orde Reformasi dimulai pada saat jatuhnya Soeharto, 21 Mei
1998. Jika patokan ini diikuti, maka dalam tempo hanya sekitar tiga tahun
Indonesia telah dipimpin oleh tiga pemerintahan, yaitu Pemerintahan Habibie
(dengan Presiden Prof. Dr. Ir. B.J. Habibie) yang menggantikan Soeharto (Mei
1998), lalu terpilihnya K.H Abdurrahman Wahid (Gusdur) sebagai presiden RI
1999-2004, dibulan Oktober 1999, namun kemudian ia digantikan oleh Megawati
Soekarno Putri pada Agustus 2001. Dan sejak 2004 Presiden RI adalah Susilo
Bambang Yudhoyono.
Bapak B.J Habibie (21 Mei 1998 – 20 Oktober
1999)
Pada saat pemerintahan
presdiden B.J Habibie yang mengawali masa reformasi belum melakukan
perubahan-perubahan yang cukup berarti di bidang ekonomi.
Kebijakan-kebijakannya diutamakan untuk menstabilkan keadaan politik di
Indonesia. Presiden B.J Habibie jatuh dari pemerintahannya karena melepaskan
wilayah Timor-timor dari Wilayah Indonesia melalui jejak pendapat.
Bapak Abdurrahman Wahid (20 Oktober 1999-23
Juli 2001)
Pada masa kepemimpinan
presiden Abdurrahman wahid pun belum ada tindakan yang cukup berati untuk
menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan. Kepemimpinan Abdurraman Wahid
berakhir karena pemerintahannya mengahadapi masalah konflik antar etnis dan
antar agama.
Ibu Megawati (23 Juli 2001-20 Oktober 2004)
Masa kepemimpinan Megawati
mengalami masalah-masalah yang mendesak yang harus diselesaikan yaitu pemulihan
ekonomi dan penegakan hokum. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk mengatasai
persoalan-persoalan ekonomi antara lain :
a) Meminta penundaan pembayaran utang
sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemuan Paris Club ke-3 dan mengalokasikan
pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun
b) perusahaan negara di dalam periode krisis dengan tujuan
melindungi perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan
mengurangi beban negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia menjadi 4,1 %. Namun kebijakan ini memicu banyak kontroversi,
karena BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan asing. Megawati bermaksud
mengambil jalan tengah dengan menjual beberapa asset Negara untuk membayar
hutang luar negeri. Akan tetapi, hutang Negara tetap saja menggelembung karena
pemasukan Negara dari berbagai asset telah hilang dan pendapatan Negara menjadi
sangat berkurang.
Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (20 Oktober
2004-sekarang)
Masa kepemimpinan SBY
terdapat kebijakan yang sikapnya kontroversial yaitu
a) Mengurangi subsidi BBM atau dengan kata
lain menaikkan harga BBM. Kebijakan ini dilatarbelakangi oleh naiknya harga
minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke sector pendidikan dan
kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung kesejahteraan masyarakat.
b) Kebijakan kontroversial pertama itu
menimbulkan kebijakan kontroversial kedua, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT)
bagi masyarakat miskin. Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan
pembagiannya menimbulkan berbagai masalah sosial.
III . Pengelolaan Sumber Daya di
Indonesia
1. 1. Masalah Sumber Daya Alam
Permasalahan pengelolaan sumberdaya alam menjadi sangat penting dalam pembangunan ekonomi pada masa kini dan masa yang akan datang. Di lain pihak sumberdaya alam tersebut telah banyak mengalami kerusakan-kerusakan, terutama berkaitan dengan cara-cara eksploitasinya guna mencapai tujuan bisnis dan ekonomi. Dalam laporan PBB pada awal tahun 2000 umpamanya, telah diidentifikasi 5 jenis kerusakan ekosistem yang terancam mencapai limitnya, yaitu meliputi ekosistem kawasan pantai dan sumberdaya bahari, ekosistem lahan pertanian, ekosistem air tawar, ekosistem padang rumput dan ekosistem hutan. Kerusakan-kerusakan sumberdaya alam di dalam ekosistem-ekosistem tersebut terjadi terutama karena kekeliruan dalam pengelolaannya sehingga mengalami kerusakan yang disebabkan karena terjadinya perubahan besar, yang mengarah kepada pembangunan ekonomi yang tidak berkelanjutan. Padahal sumberdaya tersebut merupakan pendukung utama bagi kehidupan manusia, dan karenanya menjadi sangat penting kaitannya dengan kegiatan ekonomi dan kehidupan masyarakat manusia yang mengarah kepada kecenderungan pengurasan (depletion) dan degradasi (degradation). Kecenderungan ini baik dilihat dari segi kualitas maupun kuantitasnya dan terjadi di hampir semua kawasan, baik terjadi di negara-negara maju maupun negara berkembang atau miskin.
Permasalahan pengelolaan sumberdaya alam menjadi sangat penting dalam pembangunan ekonomi pada masa kini dan masa yang akan datang. Di lain pihak sumberdaya alam tersebut telah banyak mengalami kerusakan-kerusakan, terutama berkaitan dengan cara-cara eksploitasinya guna mencapai tujuan bisnis dan ekonomi. Dalam laporan PBB pada awal tahun 2000 umpamanya, telah diidentifikasi 5 jenis kerusakan ekosistem yang terancam mencapai limitnya, yaitu meliputi ekosistem kawasan pantai dan sumberdaya bahari, ekosistem lahan pertanian, ekosistem air tawar, ekosistem padang rumput dan ekosistem hutan. Kerusakan-kerusakan sumberdaya alam di dalam ekosistem-ekosistem tersebut terjadi terutama karena kekeliruan dalam pengelolaannya sehingga mengalami kerusakan yang disebabkan karena terjadinya perubahan besar, yang mengarah kepada pembangunan ekonomi yang tidak berkelanjutan. Padahal sumberdaya tersebut merupakan pendukung utama bagi kehidupan manusia, dan karenanya menjadi sangat penting kaitannya dengan kegiatan ekonomi dan kehidupan masyarakat manusia yang mengarah kepada kecenderungan pengurasan (depletion) dan degradasi (degradation). Kecenderungan ini baik dilihat dari segi kualitas maupun kuantitasnya dan terjadi di hampir semua kawasan, baik terjadi di negara-negara maju maupun negara berkembang atau miskin.
2. 2. Kebijakan Sumber Daya Alam
Kebijakan pengelolan sumberdaya alam dan lingkungan hidup di
Indonesia masih jauh dari amanat konstitusi yaitu sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Sistem
ekonomi-politik neoliberal kapitalistik yang diakomodasi oleh pemerintah
melalui berbagai kebijakannya telah menempatkan sumberdaya alam hanya sebatas
komoditi yang diorientasikan untuk memenuhi kepentingan pasar. Kebijakan ini telah mendorong eksploitasi
sumberdaya alam yang berlebihan, ketimpangan penguasaan akses dan kontrol,
ketidakadilan dan bahkan lebih jauh telah
menyebabkan kerusakan pada air, tanah dan udara yang berakibat pada bencana ekologis dan tersingkirnya rakyat dari
sumber-sumber kehidupan mereka.
Diperlukan tindakan sistematis untuk memulihkan dan
melindungi kondisi ekologis, sosial, ekonomi, politik dan budaya dengan
menjamin akses dan kontrol rakyat atas sumber-sumber kehidupan yang adil dan
lestari.
4. Dominasi
Sumber Daya Alam di Indonesia
Kalangan pengamat menilai dominasi asing di sektor
pertambangan saat ini dinilai mengkhawatirkan karena telah menguasai sumber
daya alam Indonesia yang terus menerus mengeksploitasi hasil tambang yang ada
di dalam perut bumi. Hal tersebut diperparah dari kebijakan pemerintah yang
terlalu membuka lebar pintu investasi bagi investor asing.
Hal itu dikemukakan oleh Presiden Konfederasi Serikat
Pekerja Migas Indonesia (KSPMI) Faisal Yusra dalam seminar "Menegakkan
Kedaulatan Energi Nasional" di Wisma Antara, Jakarta, Rabu (20/2).
Faisal menambahkan, di samping makin mengancam kedaulatan
perekonomian Indonesia yang menjadikan pertambangan sebagai komoditas yang
tidak memberikan manfaat langsung bagi kesejahteraan rakyat.
"Saat ini saja sebanyak 75 persen sektor pertambangan
telah dikuasai asing, besarnya dominasi asing disebabkan oleh kebijakan
pemerintah yang terlalu membuka lebar pintuk investasi bagi investor asing di
sektor strategis," ujar Faisal.
Faisal menjelaskan, seharusnya pemerintah dapat mengelola
sumber daya alam dengan sebaik-baiknya dengan mengajak ahli tambang dalam
mengelola sumber daya alam yang ada di Indonesia.
"Kita harus memaksimalkan potensi yang dimilikinya agar
bisa memanfaatkan ladang migas yang kita miliki, dan mengolahnya sendiri bukan
diserahkan kepada pihak asing," tutur Faisal.
Saat ini penguasaan cadangan migas oleh perusahaan asing
menurut Faisal, dengan mendominasi sebanyak 225 blok migas yang di kelola KKKS
non Pertamina, 120 blok dioperasikan perusahaan asing, 28 blok yang
dioperasikan perusahaan nasional, serta sekitar 77 blok dioperasikan perusahaan
patungan asing dan nasional.
Faisal melanjutkan,
sedangkan target pemerintah di 2025 diperuntukkan pada porsi operator oleh
perusahaan nasional mencapai 50 persen, "saat ini porsi nasional hanya 25
persen sementera 75 persen dikuasai asing," pungkasnya.
IV . Produk Domestik Bruto
PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB berbeda dari produk nasional bruto karena memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak. Sebaliknya, PNB memperhatikan asal usul faktor produksi yang digunakan.
PDB Nominal merujuk kepada nilai PDB tanpa memperhatikan
pengaruh harga. Sedangkan PDB riil <!-(atau disebut PDB Atas Dasar Harga
Konstan)--> mengoreksi angka PDB nominal dengan memasukkan pengaruh dari
harga.
PDB dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu
pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan. Rumus umum untuk PDB dengan
pendekatan pengeluaran adalah:
PDB = konsumsi +
investasi + pengeluaran pemerintah + (ekspor - impor)
Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi
1. Pertumbuhan
Ekonomi dan Perubahan Struktur Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus
menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu
indikator keberhasilan pembangunan[1]. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
berkelanjutan merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan
pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Karena jumlah penduduk
bertambah setiap tahun yang dengan sendirinya kebutuhan konsumsi sehari-hari
juga bertambah setiap tahun, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap
tahun.
Pertumbuhan ekonomi bisa bersumber dari pertumbuhan permintaan agregat
(AD) dan pertumbuhan penawaran agregat (AS). Dari sisi AD, peningkatan AD di
dalam ekonomi bisa terjadi karena ON, yang terdiri atas permintaan masyarakat
(konsumen), perusahaan dan pemerintah meningkat.[2]
Pertumbuhan ekonomi dapat menurunkan tingkat kemiskinan dengan
menciptakan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan jumlah pekerja yang cepat dan
merata. Pertumbuhan ekonomi juga harus disertai dengan program pembangunan
social[3]
B. Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia Sejak Orde Baru Hingga Pasca Krisis
Melihat kondisi
pembangunan ekonomi Indonesia selama pemerintahan orde baru (sebelum krisis
1997) dapat dikatakan bahwa Indonesia telah mengalami suatu proses pembangunan
ekonomi yang spektakuler, paling tidak pada tingkat makro. Dua di antaranya
yang umum digunakan adalah tingkat PN per kapita dan laju pertumbuhan PDB per
tahun.
Resensi
ekonomi dunia yang terutama disebabkan oleh rendahnya laju pertumbuhan PDB atau
PN di NM, yang secara bersama mendominasi perdagangan dunia, mengakibatkan
lemahnya permintaan dunia terhadap barang-barang ekspor dari Indonesia, yang
selanjutnya dapat menyebabkan defisit saldo neraca perdagangan.
Pada
awalnya, salah satu faktor penting yang menyebabkan merosotnya kegiatan invertasi
di dalam negeri selama masa krisis, seperti juga di negara-negara Asia lain
yang terkena krisis (Korea Selatan dan Thailand), adalah karena kerugian besar
yang di alami oleh banyak perusahaan swata akibat depresiasi rupiah yang besar,
sementara uang luar negerinya dalam mata uang dolas AS tidak dilindungi
(hedging) sebelumnya dengan kurs tertentu di pasar berjangka waktu ke depan
(forward).
C. Faktor Penentu
Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Distribusi
Produk Domestik Bruto (PDB) menurut sector atas dasar harga berlaku menunjukan
peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun dan tig sector utama
yaitu sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan mempunyai peranan sebesar
55,9 persen pada tahun 2006
Pengangguran
terbuka per Agustus 2006 mencapai 10,93 juta orang atau 10,28% angkatan kerja.
Masalah kepemerintahan tahun 2007 mafsih tetap masalah kendala penerapan UU dan
Presiden berfikir keras untuk mengatasi hambatan pelaksanaan. Diramalkan
sepanjang tahun 2007, Presiden akan aktif ”campur tangan” mengatasi kemacetan
pelaksanaan UU atau program tertentu, melakukan intervensi simpatik kepada
departemen fungsional dan daerah otonom.
Dapat
disimpulkan bahwa kepemerintahan tahun 2006 juga ditandai oleh senjang konsep
kebijakan pemerintah di atas kertas dengan implementasi lapangan , akan
mendorong reformasi birokrasi sepanjang 2007 dan pembentukan tim independen
diluar pemerintah yang akan melacak apakah suatu kebijakan telah dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat serta memberi rekomendasi tentang apa yang harus
dilakukan selanjutnya.
Tahun 2007
adalah ”jendela peluang” bagi pemerintahan untuk berprestasi, namun kemungkin
kecil dapat dimanfaatkan Presiden. Stabilitas keamanan relatif baik sepanjang
2006, harap-harap cemas dapat berlanjut tahun 2007. Disamping bencana alam,
kecelakaan transportasi udara/laut dan flu burung, terorisme tetap menjadi
ancaman serius dan agenda perburuan Noordin M.Top yang dianggap kepolisian RI
setara kaliber dengan Dr.Azahari akan tetap dilanjutkan Polri.
D. Perubahan
Struktur Ekonomi Indonesia
Struktur
perekonomian adalah komposisi peranan masing-masing sektor dalam perekonomian
baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam sektor primer,
sekunder dan tersier. [4]
Ada beberapa faktor yang menentukan terjadinya perubahan
struktur ekonomi antara lain :
1.
Produktivitas tenaga kerja per sektor secara keseluruhan
2. Adanya
modernisasi dalam proses peningkatan nilai tambah dari bahan baku, barang
setengah jadi dan barang jadi.
3. Kreativitas
dan penerapan teknologi yang disertai kemampuan untuk memperluas pasar
produk/jasa yang dihasilkannya.
4. Kebijakan
pemerintah yang mendorong pertumbuhan dan pengembangan sektor dan komoditi
unggulan
5.
Ketersediaan infrastruktur yang menentukan kelancaran aliran distribusi
barang dan jasa serta mendukung proses produksi.
6. Kegairahan
masyarakat untuk berwirausaha dan melakukan investasi secara terus-menerus
7. Adanya
pusat-pusat pertumbuhan baru yang muncul dalam wilayah daerah
8. Terbukanya
perdagangan luar daerah dan luar negeri melalui ekspor-impor
E. Krisis
Ekonomi Indonesia
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia
menjelang akhir tahun 1997 dan mencapai klimaksnya pada tahun 1998 sangat
memukul perekonomian Indonesia. Pada tahun 1998 PDB merosot tajam hingga 13%
yang membuat pendapatan per kapita juga menurun drastis. Merosotnya PDB hingga
13% bukan suatu hal yang kecil, mengingat bahwa sepanjang sejarah Indonesia
sejak 1945 hingga 1996 ekonomi Indonesia belum pernah mengalami PDB hingga 13%.
Dari sisi
suplai, sektor industri manufaktur dan sektor konstruksi (bangunan), yang pada
era orde baru bukan saja berkembang sangat pesat, tetapi juga sebagai motor
utama pertumbuhan ekonomi juga mengalami penurunan produksi yang signifikan.
Krisis ekonomi tersebut diawali oleh krisis keuangan dan yang terakhir ini
disebabkan oleh krisis rupiah.
Menjelang
pertengahan 1997, ekonomi dari negara-negara Asia , khususnya Indonesia,
Thailand, Malaysia, dan korea Selatan, mulai menunjukkan kecenderungan memanas,
yang salah satu tandanya adalah laju inflasi yang mulai merangkak naik. Dan
menjelang tahun 1998 semakin defisit dan ini biasanya menimbulkan kenaikan
utang, khususnya dari luar negeri.
Ada beberepa
sebab terjadinya krisis ekonomi tahun 1998 diantaranya[5] :
1. Stok hutang
luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek yang telah
menciptakan “ketidakstabilan”. Hal ini diperburuk oleh rasa percaya diri yang
berlebihan, bahkan cenderung mengabaikan, dari para menteri dibidang ekonomi
maupun masyarakat perbankan sendiri menghadapi besarnya serta persyaratan
hutang swasta tersebut.
2. Banyaknya
kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan sistemik
perbankan tersebut, masalah hutang swasta eksternal langsung beralih menjadi
masalah perbankan dalam negeri.
3. Tidak jelasnya arah perubahan politik, maka
isu tentang pemerintahan otomatis berkembang menjadi persoalan ekonomi pula.
4. Faktor
utama yang menyebabkan krisis moneter tahun 1998 yaitu faktor politik. Pada
tahun 1998 krisis ekonomi bercampur kepanikan politik luar biasa saat rezim
Soeharto hendak tumbang. Begitu sulitnya merobohkan bangunan rezim Soeharto
sehingga harus disertai pengorbanan besar berupa kekacauan (chaos) yang
mengakibatkan pemilik modal dan investor kabur dari Indonesia. Pelarian modal
besar-besaran (flight for safety) karena kepanikan politik ini praktis lebih
dahsyat daripada pelarian modal yang dipicu oleh pertimbangan ekonomi semata
(flight for quality). Karena itu, rupiah merosot amat drastis dari level semula
Rp 2.300 per dollar AS (pertengahan 1997) menjadi level terburuk Rp17.000 per
dollar AS (Januari 1998).
5. Banyaknya
utang dalam valas, proyek jangka panjang yang dibiayai dengan utang jangka
pendek, proyek berpenghasilan rupiah dibiayai valas, pengambilan kredit perbankan
yang jauh melebihi nilai proyeknya, APBN defisit yang tidak efisien dan
efektif, devisa hasil ekspor yang disimpan di luar negeri, perbankan yang
kurang sehat, jumlah orang miskin dan pengangguran yang relative masih besar,
dan seterusnya.
Di mana konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh
rumah tangga, investasi oleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah oleh
pemerintah, dan ekspor dan impor melibatkan sektor luar negeri.Sementara
pendekatan pendapatan menghitung pendapatan yang diterima faktor produksi: PDB = sewa + upah + bunga + laba
Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap
seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba
untuk pengusaha.Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan
harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktek menghitung PDB
dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah
dengan pendekatan pengeluaran.
Orde Baru, program pemerintah berorientasi pada usaha
penyelamatan ekonomi nasionalterutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi,
penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Setelah
itu, dikeluarkan ketetapan MPRS No.XXIII/MPRS/1966 tentang Pembaruan Kebijakan
ekonomi, keuangan dan pembangunan,yang kemudian diteruskan oleh Kabinet AMPERA
yang membuat kebijakan mengacu padaTap MPRS tersebut. Kebijakan-kebijakan
tersebut antara lain: mendobrak kemacetanekonomi dan memperbaiki sektor-sektor
yang menyebabkan kemacetan; debirokratisasiuntuk memperlancar kegiatan
perekonomian; dan berorientasi pada kepentingan produsenkecil. Sedangkan tindak
lanjut dari pemerintah adalah dengan melakukan Pola UmumPembangunan Jangka
Panjang (25-30 tahun) dilakukan secara periodik lima tahunan yangdisebut Pelita
(Pembangunan Lima Tahun)
Pelita I (1 April
1969-31 Maret 1974)
Sasaran yang hendak
di capai pada masa ini adalah pangan, sandang, perbaikan prasarana, perumahan
rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Pelita Ilebih
menitikberatkan pada sektor pertanian. Keberhasilan dalam Pelita I yaitu:Produksi
beras mengalami kenaikan rata-rata 4% setahun,Banyak berdiri industri pupuk,
semen, dan tekstil
mendominasimasyarakat tradisional adalah pertanian, dengan
cara-cara bertani yang tradisional.Produktivitas kerja manusia lebih rendah
bila dibandingkan dengan tahapan pertumbuhan berikutnya. Produksi masih sangat
terbatas, dan cenderung bersifat statis (kemajuan berjalansangat lamban)
Pelita II (1 April 1974-31 Maret 1979)
Sasaran yang hendak
di capai pada masa ini adalah pangan, sandang, perumahan,sarana dan prasarana,
mensejahterakan rakyat, dan memperluas lapangan kerja . Pelita II berhasil
meningkatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata penduduk 7% setahun. Perbaikandalam
hal irigasi. Di bidang industri juga terjadi kenaikna produksi. Lalu banyak jalan
dan jembatan yang di rehabilitasi dan di bangun.
Pelita II telah
menunjukkan adanya peningkatan dari Pelita I, walupun belum terlihatsecara
signifikan. perkembangan ekonomi berada pada tahap transisi, yakni dari
tahapmasyarakat tradisional menuju tahap persyaratan untuk lepas landas
Pelita III (1 April 1979-31 Maret 1984)
Pelita III lebih
menekankan pada Trilogi Pembangunan. Asas-asas pemerataan dituangkan dalam
berbagai langkah kegiatan pemerataan, seperti pemerataan pembagian
kerja,kesempatasn kerja, memperoleh keadilan, pemenuhan kebutuhan sandang,
pangan, dan perumahan,dll.Pada Pelita III ini, masyarakat sedang mencoba
menjajaki tahap pra-lepas landas,walaupun belum sepenuhnya berada pada tahap
perkembangan tersebut.4.
Pelita IV (1 April 1984 – 31 Maret 1989)
Pada Pelita IV lebih
dititik beratkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan
meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin industri itu sendiri.
Hasilyang dicapai pada Pelita IV antara lain adanya Swasembada Pangan. Pada
tahun 1984Indonesia berhasil memproduksi beras sebanyak 25,8 ton. Hasil-nya
Indonesia berhasilswasembada beras. kesuksesan ini mendapatkan penghargaan dari
FAO (Organisasi Pangandan Pertanian Dunia) pada tahun 1985. hal ini merupakan
prestasi besar bagi Indonesia.Selain swasembada pangan, pada Pelita IV juga
dilakukan Program KB dan Rumah untuk keluarga.Pada Pelita IV, perkembangan
ekonomi masyarakat telah benar-benar berada padatahap pra-lepas landas, dimana
selama tahapan ini, tingkat investasi menjadi lebih tinggi danhal itu memulai
sebuah pembangunan yang dinamis. Perkembangan ekonomi pada Pelita IVini
dipengaruhi oleh adanya revolusi industri. Pada tahap ini, masyarakat berada
pada masatransisi, dimana mereka mulai mempersiapkan dirinya untuk mencapai
pertumbuhan ataskekuatan sendiri (self-sustainable growth).
Pelita
V (1 April 1989-31 Maret 1994)
Pada Pelita V ini,
lebih menitik beratkan pada sektor pertanian dan industri untuk memantapakan
swasembada pangan dan meningkatkan produksi pertanian lainnya sertamenghasilkan
barang ekspor. Pelita V adalah akhir dari pola pembangunan jangka panjangtahap
pertama.Pada tahap inilah Indonesia benar-benar berada pada tahap pra-lepas
landas, dimana perkembangan ekonominya dititik beratkan pada produksi pertanian
dan industri. Tujuanutama dari Pelita V ini memang untuk memantapkan dan
memaksimalkan apa yang telah berhasil dicapai pada Pelita IV.
Pelita VI
Setelah adanya Pelita V, lalu dilanjutkan pembangunan jangka
panjang ke dua, yaitudengan mengadakan Pelita VI yang di harapkan akan mulai
memasuki proses tinggal landasIndonesia untuk memacu pembangunan dengan
kekuatan sendiri, demi menuju terwujudnyamasyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila.Pelita VI yang merupakan awal pembangunan jangka panjang
kedua ini padaakhirnya membuat Indonesia menapaki tahap-tahap perkembangan
selanjutnya, yakni tahapmenuju kedewasaan dan tahap era konsumsi tinggi. Tahap
menuju kedewasaan ini ditandaidengan mulai bermunculan industri dengan
teknologi baru, misalnya industri kimia atauindustri listrik. Kedewasaan
dimulai ketika perkembangan industry terjadi tidak saja meliputiteknik-tiknik
produksi, tetapi juga dalam aneka barang yang diproduksi, misalnya saja ekspor
dan impor batik di Indonesia. Sedangkan tahap yang terakhir dari perkembangan
ekonomi pada masa Orde Baru, yakni tahap era konsumsi tinggi, ditandai dengan
sebagian besar masyarakat hidup makmur. Pada tahap ini perhatian masyarakat
sudah lebih menekankan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan
kesejahteraan masyarakat bukanlagi kepada masalah produksi. Contohnya: pengguna
sepeda motor yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan mobil, dimana setiap
kenaikan satu juta kiloliter berarti menambahsubsidi Rp1,9 triliun. Karena itu,
pemerintah akan mengarahkan kebijakan penghematansubsidi BBM bagi pengendara
sepeda motor.
3. Faktor-Faktor Penentu Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
1. Faktor Sumber Daya Manusia, Sama
halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh
SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan,
cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya
manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk
melaksanakan proses pembangunan.
2. Faktor Sumber Daya Alam,
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam
melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak
menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh
kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia.
Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral,
tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang
semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak
kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas
pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan
laju pertumbuhan perekonomian.
4. Faktor Budaya, Faktor budaya
memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan,
faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan
tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong
pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan
sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya
sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
5. Sumber Daya Modal, Sumber daya
modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK.
Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan
dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.
4. Perubahan Struktur Ekonomi
Chenery mengatakan bahwa perubahan
struktur ekonomi disebut sebagai transformasi struktur yang diartikan sebagai
suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu sama lain dalam komposisi
agregat demand (AD), ekspor-impor (X-M). Agregat supplay (AS) yang merupakan
produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal
guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berlanjut
(Tambunan, 2003).
Ada dua teori utama yang umum
digunakan dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi, yakni dari Arthur
Lewis tentang teori migrasi dan hoilis chenery tentang teori transportasi
struktural. Teori Lewis pada dasarnya membahas proses pembangunan ekonomi yang
terjadi di daerah pedesaan dan daerah perkotaan.
Dalamnya Lewis mengasumsikan bahwa
perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu perekonomian
tradisional di pedesaan yang didominasi sector pertanian dan perekonomian
modern di perkotaan dengan industri sebagai sector utama. Karana
perekonomiannya masih bersifat tradisional dan sub sistem, dan pertumbuhan
penduduk yang tinggi maka terjadi kelebihan supplay tenaga kerja.
Perbaikan jalan raya
Semakin majunya sektor pendidikan.Menurut teori Rostow,
perkembangan ekonomi pada Pelita I ini masuk ke dalamtahap masyarakat
tradisional. Dimana awalnya, sistem ekonomi yang
CONTOH SOAL
BAB I
1. Pada
tahun berapa Sumitro Djojohadikusumo
berpidato di negara Amerika serikat ?
a. 1944
b. 1955
c. 1949*
d. 1959
2. Sebagai
Sistem Ekonomi Pancari yang didalamnya mengandung unsur penting akan disebut?
a. Demokrasi
Ekonomi*
b. Demokrasi
liberal
c. Demokrasi
politik
d. Demokrasi
Sosial
a.
Aristoteles 1999
b. Rothschild,
1989*
c. VanDert
1977
d. Demous 1967
4. Demi
keuntungan dan kepentinga siapa saja dalam intervensi pemerintah dilakukan
secara besar-besaran?
a.
Kepentingan Pemerintah
b. Kepentingan
Pekerja lain
c.
Kepentingan Pribadi*
d. Kepentingan
bersama
5. Sistem
ideologi yang mengatakan sumber kekayaan negara mesti dimiliki oleh awam
daripada sektor swasta pengertian dari ?
a.
Sosialisme*
b. Politik
c.
Kapatalisme
d. Demokrasi
1. 1.
Pada Abad keberapa sistem tanam paksa muncul ?
a.
Abad ke-15
b.
Abad ke-16
c.
Abad ke-19*
d.
Abad ke-20
2. 2.
Siapa kah yang di angkat Sultan Banten
sebagai adipati di Jayakarta.
a.
Pangeran Wijayakrama*
b.
Pangeran Wijayakusuma
c.
Pangeran Wijasaparka
d.
Pangeran wijayahusna
3. 3.
Melaksanakan kegiatan perekonomian seperti
memproduksi barang, menjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya di sebut?
a.
Sistem Kapitalis Liberal*
b.
Sistem Tanam Paksa
c.
Sistem Politik
d.
Sistem VOC
4. 4.
Siapakah Panglima Angkatan Laut Jepang,
mengembangkan strategi perang yang sangat berani?
a.
Van Den Bosh
b.
Admiral Isoroku Yamamoto*
c.
Jendal Hideki
d.
Jendral Paritama
5. 5.
Pada masa apakah keadaan ekonomi mengalami Inflasi
yang sangat tinggi,Kas Kosong,Eksploitasi besar-besaran ?
a.
Demokrasi Liberal
b.
Demokrasi Politik
c.
Demokrasi terpimpin*
d.
Demokrasi
BAB III
BAB III
1. 1.
Kecenderungan pengurasan disebut juga ?
a.
(depletion)*
b.
(Repletion)
c.
(Seceltion)
d.
(Deleption)
2.
Memulihkan dan melindungi kondisi ekologis,
sosial, ekonomi, politik dan budaya dengan menjamin akses dan kontrol rakyat
atas sumber-sumber kehidupan yang adil dan lestari.adalah tujuan dari ?
a.
Tindakan Individual
b.
Tindakan Kongkret
c.
Tindakan Sistematis*
d.
Tindakan Kapitalistik
3.
Apa yang di untugkan jika sumber daya alam
Indonesia yang terus menerus mengeksploitasi hasil tambang yang ada di dalam
perut bumihal tersebut ?
a.
membuka lebar pintu investasi bagi investor
asing*
b.
Membuka lapang pekerjaan
c.
Menutup lapang pekerjaan
d.
Menutup Pintu investasi
4. Pada tahun berapa Dalam laporan PBB telah diidentifikasi 5 jenis
kerusakan ekosistem?
a.
2000*
b.
2001
c.
2003
d.
2004
5. Ekosistem kawasan pantai dan sumberdaya bahari,
ekosistem lahan pertanian, ekosistem air tawar, ekosistem padang rumput dan
ekosistem hutan,contoh dari dampak?
a.
Kerusakan Dunia
b.
Kerusakan Ekosistem*
c.
Kerusakan Sendiri
d.
Kerusakan Ekologis
BAB IV
1.
1 1. konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah
+ (ekspor - impor) adalah rumus dari?
a.
PDB dengan pendekatan pengeluaran*
b.
PBB Pengeluaran
c.
PDB Pendekatan
d.
PDB Pemasukan
2. 2.
Proses kenaikan output perkapita yang terus
menerus dalam jangka panjang,Contoh pengetian dari ?
a.
Proses
Ekonomi
b.
Pertumbuhan Ekonomi*
c.
Pertumbuhan Ekologis
d.
Proses Pertumbuhan
3.
3. Sebutkan perubahan struktur ekonomi dari tahun
ke tahun dan tiga sector utama!
a.
sektor pertanian, industri pengolahan, dan
kehutanan
b.
Sektor alamiah,Industri,Kehutanan
c.
Sektor perdagangan,Industri,Kehutanan
d.
sektor pertanian, industri pengolahan, dan
perdagangan*
4. 4.
Berapa jumlah Pengangguran terbuka per Agustus
2006?
a.
20,98 juta orang
b.
19,87 juta orang
c.
10,93 juta orang*
d.
10,10 juta orang
5. 5.
Pada tahun berapa PDB merosot tajam hingga 13%
yang membuat pendapatan per kapita juga menurun drastis?
a.
2000
b.
1998*
c.
1999
d.
1992
SUMBER